AKU SI SISIR SIKAT
Minggu, 23 Januari 2011
, Posted by pentas pekanbaru at 07.48
Aku punya banyak nama dan penampilan yang menawan
Nasrullah,( M.Art FIM)
4 mei 2009
Tugas utama Ku merapikan apapun yang kusut seputar rambut, mungkin juga untuk benang kusut, dengan berbagai bentuk dan jenisnya, ikal tebal lagi gimbal dan bisa dipintal, keriting berdenting lagi kering, rambut lurus halus kurus dan mulus, atau berombak yang beriak dan berminyak tetapi tidak botak, semua bisa aku rapikan, itulah aku.
Aku juga merapikan rambut dimanapun tumbuhnya diatas, bawah, tengah, samping, depan,belakang atau dimanapun, yang lekat atau menempel di tubuh-tubuh cantik atau jeleknya Si Manusia, mungkin juga merapikan rambut anjing-anjing yang juga keriting.
Aku tidak tahu kapan aku ada, mungkin rapilah jadi bidanku atau jadi ibuku, Di Negeri ini aku diberi nama sisir, dinegeri lain entah dengan nama apa, yang jelas tugas ku masih sama.
Seiring perkembangan zaman yang semakin tak nyaman, dan taman-tamannya yang tidak lagi aman dari setan-setan yang berkeliaran, lahirlah saudara dan pupuanku, dengan berbagai bahan dan tampilan yang berbeda, tugasnya masih sama dengan ku, tapi sedikit lebih khusus di tempat khusus pula, Cantik, indah, bersih menarik adalah bidan mereka
Seperti saudaraku, Si Sisir kutu yang bertugas mencari kutu, untuk kemudian ditindas diatas kuku, katanya sambil mengerutu, sering dipakai untuk pengamanan di taman yang katanya tidak aman, atau ketika Si Untung datang berkunjung untuk berhitung hal hal yang tidak buntung dan tidak pula murung, di jalan tanpa ujung yang banyak burung yang tidak bersayap,
mereka memanggil dan menugaskan sepupu untuk menyisir daerah tertentu, yang katanya mungkin ada kutu dan sekutu yang mengganggu Si untung yang akan pergi ke daerah itu,
Saudaraku yang lain yang bernama mascara, yang punya hobi dari pesta-kepesta, yang penuh dengan gelak tawa dari dara-dara atau kaum hawa dari kurawa, yang terus bersengketa, mascara sering berurusan dengan hal yang cantik-menyantik yang melentik tapi tidak mendelik untuk sebuah daya tarik supaya dilirik bagi yang tak tertarik, saudaraku jadi riang dan senang ketika melenggang timpang ditepi kolam renang yang kurang benang.
Banyak pupuanku yang lain, karena tugas yang berbeda mereka lebih sering disebut sikat, Si Sikat gigi misalnya, bertugas dari mulut kemulut yang penuh carut dan cemberut, makin kecut dan berbau busuk, dari taring taring tajam yang kadang berdarah, sampai kegeraham yang gemeletuk karena geram, sepupuku tidak takut, enjoi aja katanya, seperti remora yang tidak takut dengan hiu, karena tidak semua hiu makan ikan, hiu bintik yang hampir sebesar paus, makannya hanya plangton, bijak sana ya..? andai, Kalau Si Bintik makan ikan, mana.. untuk kita..?
Di Padang aku punya sepupu jauh, yang tidak bisa dikantongi atau masuk tas, ukurannya jauh lebih besar, bentuk dan tugasnya nya mirip dengan ku, hanya tidak lagi berurusan dengan rambut yang kusut, Sikat sawah nama pupuanku , berurusan dengan lumpur di sawah sawah yang sudah dibajak dengan bijak, dan kemudian diratakan sepupu ketika musim tanam tiba, karena ukurannya sepupu yang besar dan berat, Pupuan harus ditarik dengan sapi atau kerbau, sesekali ketika kerbau lelah, menyerah karena diperah, Si Petani yang jadi kerbau menarik pupuan, itulah sepupuku,
kelahiran pupuan tak diketahui, mungkin ketika aku masih balita, orang padang mengawinkan aku dengan bajak, atau mungkin aku pernah selingkuh dengan singkanya, “ lah dulu singka pado bajak “ mungkin..? kata orang Padang, aku tidak ingat.
Lain lagi dengan pupuanku Si Sikat kain yang berurusan dengan yang dekil penuh daki dari tengkuk sampai kaki, dari orang-orang yang tidak punya nyali dan hati yang menurani, dan noda-noda yang tidak mudah hilang dengan soda yang berbusa. Susah juga pupuan untuk menyikat, supaya kembali menurani dan tak lagi berbusa.
Pupuanku Si Sikat sepatu berurusan dari kulit mengulit supaya mengkilat, mulai dari kulit halus lembut berwarna putih yang disemir dengan paselin atau lilin, sampai pada kulit kasar dari ular yang disamak alakadar. Dari sepatu para kaisar sampai sepatu para laskar, itulah pupuan ku yang selulit dari kulit-kulit yang makin sempit.
Aku begitu penting untuk hal yang rapi, cantik dan indah, itulah karyaku, Aku lebih sering tenggelam, disimpan dalam kantong celana yang kelam, atau dalam tas yang berwarna temaram, kadang diselipkan dimana-mana dan dilupakan sampai Si Cantik dan rapi berobah nama jadi berantakan, kusut dan kalut.
Mungkin inilah sahabat dekatku, karena ketika Si kusut ada, aku dibutuhkan disana, aku Si sisir yang di depan letak nya dibelakang.
Aku sering juga ditemani oleh Si Gunting, ketika aku tidak mampu lagi merapikan katanya, karena menurutku rapi tidak harus dengan memangkas atau memotong Si Rambut alias Si Bulu, merapikan adalah merobah nama sahabatku dari Si amburadul, Si Kusut masai menjadi Si Cantik yang indah dan rapi.
Aku ingin merobah model yang lagi In, kata Si Bulu mengakhiri cerita iniNasrullah,( M.Art FIM)
4 mei 2009
Currently have 0 komentar: