Latest News

Berhelm demi polisi

Senin, 27 Desember 2010 , Posted by pentas pekanbaru at 23.10

Ini perkara helm, kita dan polisi. Kalau kita mengendarai sepeda motor, siapa pun kita, apa pun pangkat kita, tentulah sebaiknya pakai helm. Namun, tidak semua kita suka pakai helm, dengan berbagai alasan. Pakai helm, bagi sebagian besar pengendara sepeda motor, masih dianggap suatu hal yang merepotkan.
Pengendara cerdas, mementingkan keselamatan dirinya. Karena itu, pakai helm, pertimbangan keselamatan. Helm yang dipilih pun, yang standar, memiliki pengaman kepala dan bagian wajah yang memadai. Bukan helm topi atau proyek.
Nah, kadang kita serba salah, untuk mengatakan, berhelm standar itu baik dan demi keselamatan. Karena apa? Karena, orang kita, pakai helm bukan untuk keselamatannya, melainkan untuk polisi. Artinya, takut ditangkap polisi, maka dipakailah helm. Tak penting, apakah itu helm proyek, atau semacam tempurung besar dan sebagainya, yang jelas, ketika lewat di depan pos polisi atau di depan polisi, aman-aman saja. Polisi juga tak peduli, apakah helm yang kita pakai sudah tepat menurut anjuran berlaku atau tidak. Yang penting, di kepalanya ada menyerupai helm tertonggok. Tak ada prit.
Tak heran, angka kecelakaan banyak dialami pengendara sepeda motor, akibat cedera berat di bagian kepala. Kalau diingatkan orang kita ini, dia akan mengangguk-angguk, kadang mencibir di belakang: sok! Padahal, peraturan itu diberlakukan untuk kebaikan, termasuk, memakai sabuk pengaman. Sering kita lihat, pengendara roda empat, pas ada polisi, langsung memasang sabuk pengaman. Lewat dari pos atau polisi, sabuk pengaman dibuka.
Itu artinya apa: orang kita suka melanggar, memilih di bagian yang serba “salah!” Berhelm takut polisi, bukan takut mati! (Yusrizal KW)

Currently have 0 komentar:

Leave a Reply

Posting Komentar