PARIWISATA "KINI DAN AKAN DATANG"
Sabtu, 22 Januari 2011
, Posted by pentas pekanbaru at 10.16
Oleh: Bakhtiar Efendi
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor andalan dalam peningkatan pembangunan ekonomi Indonesia. Dewasa ini, pengembangan sektor pariwisata di Indonesia sebagian besar mengandalkan kekayaan dan keanekaragaman lingkungan alam, baik lingkungan alam daratan maupun lautan. Hal ini dikarenakan wisata alam merupakan jenis wisata yang cendrung lebih banyak diminati wisatawan, terutama wisatawan mancanegara. Sebagian besar daerah yang memiliki daerah pesisir telah mengembangkan wisata laut dan pantai sebagai sektor andalan. Namun demikian, pengembangan kegiatan pariwisata alam pada umumnya belum diikuti oleh upaya pengelolaan lingkungan yang baik, sehingga menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan alam itu sendiri, seperti kerusakan terumbu karang pada beberapa taman wisata laut, musnahnya hutan mangrove, pencemaran lingkungan oleh sampah dan limbah kegiatan wisata. Apabila hal ini tidak segera diatasi maka akan berdampak terhadap penurunan minat atau daya tarik wisata alam Indonesia dan sudah barang tentu yang akan mengalami kerugian paling besar adalah daerah daerah yg berada di kawasan pesisir yang mengandalkan objek wisata laut dan pantai untuk peningkatan PAD nya.
Mendefinisikan pariwisata ke dalam Pembangunan Berkelanjutan yang Berwawasan Lingkungan adalah untuk memenuhi keperluan sektor pariwisata saat ini dengan tanpa mengabaikan ekosistem/lingkungan yang menjadi objek wisata tersebut untuk masa akan datang. Pariwisata sebagai sebuah kegiatan industri, dimana dalam pengembangannya tidak terlepas dari objek yang namanya Sumber Daya Alam atau faktor ekosistem (keterkaitan sektor pariwisata dengan Pembangunan Berkelanjutan yang Berwawasan Lingkungan). Dalam tulisan ini penulis mencoba untuk memberikan penekanan tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem guna untuk menjamin manfaat jangka panjang (memenuhi industri pariwisata masa kini dengan tanpa mengabaikan kelestariaanya untuk masa datang) dari objek wisata nasional yang bisa kita jual baik kepada pencinta wisata manca negara maupun lokal.
Selain itu pariwisata berkelanjutan juga merupakan pemberian solusi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga keseimbangan alam dengan tetap mengembangkan tumbuhnya industri pariwisata di daerah sehingga dapat menjadi contoh bagi pelaku bisnis pariwisata atau bagi kepala dinas pariwisata di daerah/Provinsi sebagai pengambil keputusan di bidang pariwisata guna untuk mengangkat profit/PAD daerah/Provinsi masing-masing.
Namun demikian pemahaman ini bisa kita gunakan sebagai acuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat dalam mengkampanyekan pariwisata berkelanjutan. Selain hal di atas, penulis juga mengkritik para pelaku bisnis pariwisata di tanah air yang nota bene hanya menjadikan Pariwisata Berkelanjutan sebatas Jargon Wisata atau alat promosi untuk menarik minat wisatawan tanpa menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung industri pariwisata berkelanjutan tersebut.
Etika Wisatawan
Berdasarkan pantauan penulis, di tempat-tempat atau lokasi objek wisata kerap kali kita menjumpai sampah-sampah yang berserakan atau minimal onggokan sampah yang sudah membusuk. Hal ini mengisaratkan betapa unsur kebersihan kurang diperhatikan bagi stoke holder pariwisata di daerah tersebut. Ini artinya unsur bisnisnya lebih ditonjolkan dari pada kelestarian ekosistemnya. Untuk menjawab pertanyaan dalam tulisan ini “mana yang lebih dulu yang akan dianggap penting bisnis pariwisata itu sendiri untuk menggenjot keuntungan/ PAD atau kelestarian SDA (sekosistemnya)?.
Saya berpendapat bahwa penanganan dalam memajukan Pariwisata Berkelanjutan di suatu daerah baik bagi pihak swasta maupun pihak pemerintah perlu dikedepankan unsur kelestarian objek wisata itu sendiri baik berupa penyediaan, perbaikan atau pun berupa pencegahan pencemaran lingkungan karena efek sosial yang akan ditimbulkan dari setiap kerusakan bisnis pariwisata jauh lebih besar ketimbang keuntungan yang akan kita peroleh bila kita tidak bijak dalam mengelolahnya.
Kawasan Wisata Peninggalan Sejarah dan Budaya Tradisional,
Lain halnya dengan Kawasan Wisata Peninggalan Sejarah dan Budaya Tradisional, umumnya terletak di kawasan yang ramai penduduknya seperti di perkotaan atau paling tidak di ibukota kecamatan dimana nilai jual kawasan tersebut dari segi harga tanah semakin mahal, hal ini akan memicu terjadinya alih fungsi kawasan menjadi kawasan industri atau paling tidak beralih fungsi menjadi kawasan perkantoran pemerintahan. Bila hal ini dibiarkan maka satu persatu kawasan wisata peninggalan sejarah yang biasanya berupa bangunan sejarah yang sudah tua. Akan tinggal kenangan sejarah tradisionalnya saja tanpa bisa kita jumpai dan nikmati keunikan dan keindahannya di suatu masa yang serba moderen ini.
Penutup
Pada bagian akhir tulisan ini, penulis juga merasa penting untuk menyoroti masalah etika. Dimana perilaku dari wisatawan itu sendiri juga menjadi faktor pendukung untuk terciptanya Pariwisata Berkelanjutan (Suistanable Tourism). Karena seberapa bagusnya sebuah sistem/aturan atau program harus diikuti kemauan yang kuat oleh masyarakat pariwisata, mengingat mereka (wisatawan) memang datang dan menikmati suatu kawasan wisata hanya dalam waktu yang sangat pendek dan kebanyakan mereka tidak mempunyai rasa memiliki serta berkomitmen untuk bertanggung jawab dalam menjaga dan memelihara kelangsungan keindahan dan nilai jual dari kawasan tersebut.
Oleh karna itu diperlukan sebuah himbauan atau informasi akan pentingnya beretika dalam menikmati keindahan alam/lingkungan di kawasan wisata seperti pada brosur-brosur atau arahan langsung dari petugas/guide pariwisata guna menjaga kesinambungan dan keseimbangan alam/lingkungan kawasan wisata tanpa menambah beban biaya untuk generasi yang akan datang .
Currently have 0 komentar: